Jerawat nodul alias jerawat mendem betul-betul menyita banyak waktu dan pikiran. Pasalnya, jerawat tersebut bisa menyiksa mental dan bahkan meninggalkan bekas luka. Jadi, wajar saja banyak orang berambisi untuk menghilangkannya.
Kamu juga sama? Berikut adalah panduan singkat tentang apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasi jerawat ini.
Apa Itu Jerawat Nodul?
Tidak seperti jerawat pustula yang sembuh dalam waktu sekitar satu minggu, ada jenis jerawat yang lebih besar, menimbulkan nyeri, dan padat, muncul dari celah yang dalam dan selalu meninggalkan bekas luka. Inilah yang disebut “jerawat mendem” atau nodul.
Nodul ini menyertai jerawat yang meradang hebat, terkadang bisa berlangsung berbulan-bulan, dan dalam beberapa kasus, hingga satu tahun atau lebih.[1]
Terlebih lagi, nodul terjadi ketika komedo pecah di lapisan dasar kulit. Dengan kata lain, inti komedo tidak dapat keluar dan malah terjebak di antara genangan nanah.
Ketika jerawat atau komedo terbentuk, terkadang kulit di sekitarnya melakukan penyembuhan dengan jalan membuka katup kecil. Tapi jika ini tidak berhasil, maka akan terbentuk benjolan membandel bernama “granuloma kronis”. Kondisi ini terjadi akibat inti jerawat atau komedo dikepung oleh peradangan.
Benjolan-benjolan tersebut memakan waktu lama untuk sembuh sebab semua kotoran dari jerawat atau komedo (seperti minyak, bakteri, bahkan potongan rambut) terperangkap jauh di dalam kulit.
Akhirnya, komedo dalam benjolan diurai oleh sel-sel khusus dalam tubuh yang disebut “makrofag”. Sementara bagian yang lebih lembut, seperti rambut, membutuhkan waktu lebih lama untuk hancur, walau tidak jarang juga ikut tersapu oleh sel-sel ini.
Di sisi lain, infeksi nanah pada jerawat ibarat nodul yang sudah terlanjur parah. Jerawat mendem jenis ini berupa benjolan besar yang meradang dan umumnya menetap selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Apa Penyebab Jerawat Nodul?
Mengidentifikasi penyebab jerawat nodul sebetulnya lumayan tricky. Namun, mayoritas dermatologis bilang jerawat tersebut merupakan hasil perpaduan antara gen dan lingkungan sekitar. Contohnya, katakanlah salah satu orang tua mengidap jerawat ini, maka ada kemungkinan besar kamu juga akan terkena.
Berikut adalah beberapa faktor yang berpotensi memicu timbulnya jerawat mendem. Tidak jarang, lebih dari satu penyebab ini mengakibatkan jerawat tersebut:
Hormon Androgen
Ada kalanya hormon menyulut datangnya jerawat. Ketika hormon tubuh sedang tidak stabil, hal ini dapat memperparah jerawat. Namun, perubahan pada hormon “pria”, yaitu androgen, khususnya bertanggung jawab atas tonjolan jerawat besar dan nyeri.[2]
Hormon-hormon ini memompa kelenjar minyak di kulit yang kemudian menyumbat pori-pori dan menimbulkan nodul-nodul nakal.
Minyak Berlebih
Jerawat mendem terjadi apabila terlalu banyak minyak memenuhi pori-pori sehingga memberi kesempatan emas bagi bakteri untuk berkembang biak.
Bakteri
Kalau kulitmu sedang kotor, bakteri P. acnes bisa berkumpul di pori-pori yang tersumbat. Saat itulah jerawat mendem akan muncul.
Sel-Sel Kulit Mati
Jika sel-sel kulit mati macet di pori-pori dan bereaksi dengan minyak serta bakteri, ujung-ujungnya akan terbentuk nodul-nodul bernanah.
Obat-obatan Tertentu
Sejumlah obat-obatan, seperti steroid oral, dapat menyebabkan jerawat mendem.[3] Steroid bertindak seperti hormon stres yang mau tak mau memaksa kulit mengeluarkan lebih banyak minyak.
Bagaimana Cara Menghilangkan Jerawat Nodul?
Dewasa ini, sudah ada banyak penanganan jerawat nodul yang sudah teruji manjur, seperti:
1. Minum Isotretinoin
Untuk pria, dokter sering menyarankan isotretinoin oral. Sementara itu, untuk wanita, dokter kemungkinan akan melengkapi treatment tersebut dengan terapi hormonal.
Bagi wanita di usia reproduktif yang mengonsumsi isotretinoin oral, maka wajib memakai kontrasepsi yang aman karena obat ini dapat menyebabkan cacat bawaan. Dokter juga biasanya meresepkan antibiotik dengan dosis tinggi di awal.
Kamu perlu setidaknya 12-16 minggu menjalani treatment ini agar jerawat mendem benar-benar sembuh. Dokter akan menyesuaikan dosis dan durasi terapi berdasarkan kondisi kulit.
Sekiranya jerawat tak kunjung hilang walau sudah minum isotretinoin oral, coba dosis yang lebih tinggi. Kamu juga bisa menambahkan prednisone selama beberapa minggu lalu perlahan-lahan berhenti.
Adapun trik suksesnya adalah dengan mengonsumsi isotretinoin bersama makanan yang tinggi lemak, karena akan mempermudah proses penyerapan oleh tubuh.
2. Minum Antibiotik
Selain mengonsumsi isotretinoin oral, kombinasi obat luar plus antibiotik untuk jerawat nodul seperti doxycycline atau erythromycin juga bisa kamu pertimbangkan.
Sejumlah obat luar yang umum digunakan di antaranya adalah clindamycin 1% dengan tretinoin 0,025%, adapalene 0,1% dengan benzoyl peroxide 2,5%, dan clindamycin 1% dengan benzoyl peroxide 5%.[4]
Kalau antibiotik-antibiotik saat ini kurang mempan, tambah dosisnya atau beralihlah ke antibiotik lain, seperti minocycline atau azithromycin.
3. Gunakan Skincare Khusus
Meski kulit tampak berangsur mendingan, kamu masih harus terus memakai skincare untuk jerawat nodul mengandung retinoid atau benzoyl peroxide untuk mengendalikan jerawat.
Namun, itu cuma bagi yang mengonsumsi antibiotik. Sebaliknya, kalau kamu minum isotretinoin oral, jangan coba-coba mengaplikasikan krim atau gel retinoid pada kulit, ya. Pasalnya, obat ini saja sudah cukup mengiritasi kulit.
Selain itu, isotretinoin juga bisa membuat kulit kering, jadi dokter akan memberikan pelembab dan berpesan agar kamu menghindari peeling serta berjemur di bawah sinar matahari.
Banyak orang menyangka bahwa jerawat mendem merupakan hal biasa di usia remaja yang akan hilang dengan sendirinya. Namun, sebenarnya jerawat ini dapat berdampak buruk pada mental dan fisik untuk waktu yang lama.
Penelitian membuktikan bahwa jerawat dapat berujung pada depresi,[5] malah juga bisa meninggalkan bopeng yang sulit dihilangkan. Untuk mencegah hal ini terjadi, solusi terbaik sudah pasti dengan mengobati jerawat nodul sejak dini secara intensif dengan menyasar langsung ke akar masalahnya.