Berapa waktu belakangan ini retinol tengah hits di kalangan para beauty enthusiast. Ini terutama karena khasiatnya sebagai anti aging yang diklaim mampu meminimalkan pigmentasi serta garis halus. Di samping itu ada juga fungsi retinol untuk jerawat.
Bersama-sama dengan treatment benzolac untuk jerawat atau Kapsida untuk jerawat yang sudah lebih dulu populer, retinol juga terbilang efektif menghempaskan masalah jerawat di kulit.
Simak selengkapnya terutama untuk bagi para acne fighter.
Apa Itu Retinol untuk Jerawat?
Retinol termasuk dalam kategori obat retinoid, yang bersumber dari vitamin A.[1] Vitamin A berperan penting bagi kekebalan tubuh, kesehatan mata, serta kesehatan kulit dengan menunjang produksi protein kolagen dan elastin sehingga kulit tampak awet muda.
Retinol sendiri adalah bahan umum untuk berbagai produk kosmetik, skin– dan body care, terutama produk antipenuaan dan antijerawat, seperti krim, lotion, serta serum.
Terkait jerawat, retinol bekerja dengan dua metode, yaitu:
- Pertama pada lapisan kulit terluar (epidermis), retinol meningkatkan eksfoliasi demi membebaskan pori-pori dari sel-sel kulit mati, sebum, juga kotoran. Jadi potensi terbentuknya jerawat lebih minim.
- Kedua, retinol dengan nano molekulnya menembus lapisan kedua (dermis) dan mendukung produksi elastin sekaligus kolagen.
Kedua senyawa ini secara efektif dapat meringkas pori-pori, mengurangi tekstur kulit jeruk, menipiskan flek jerawat, dan mengisi bopeng dengan kolagen sehingga halus kembali.
Pakai serum retinol untuk jerawat dan bekasnya bisa dibilang alternatif treatment jerawat yang semakin banyak peminatnya sekarang.
Fungsi Menakjubkan Retinol untuk Kulit
Agar lebih jelas manfaat retinol untuk apa saja bagi kulit, coba simak informasinya!
1. Membantu Menghilangkan Jerawat
Retinol untuk jerawat meradang dan juga ringan, mulai dari jerawat batu, jerawat nodul, pustula, papula, komedo… you name it, semuanya bisa. Namun untuk jerawat yang sudah parah, jenis retinol yang direkomendasikan adalah tretinoin.
Hal ini didukung oleh studi di tahun 2009, dimana pengaplikasian gel tretinoin selama 12 minggu terbukti mengurangi kerusakan kulit disertai inflamasi maupun non-inflamasi secara signifikan.[2]
Di sini tretinoin bekerja menunjang regenerasi sel-sel kulit lama dengan yang baru. Salah satunya dengan merontokkan sel-sel kulit tua bercampur minyak yang terperangkap dalam folikel rambut.
By the way, tretinoin sendiri kurang mencukupi untuk treatment jerawat parah karena tidak dapat mematikan bakteri. Karena itu dokter biasanya mengombinasikannya dengan antibiotik topikal, seperti Clindamycin untuk jerawat.
Untuk kasus-kasus berat, dokter mungkin juga meresepkan antibiotik oral, misalnya doksisiklin, tetrasiklin, atau minosiklin.
2. Meminimalkan Tanda-Tanda penuaan
Retinol merupakan bahan anti aging yang paling banyak dipakai. Salah satunya tretinoin atau asam retinoat all-trans, yang terbukti secara ilmiah memiliki khasiat anti penuaan.
Zat ini bekerja meningkatkan produksi kolagen, jadi dengan pengaplikasian teratur efektif meminimalkan munculnya kerutan. Manfaat lainnya termasuk menghilangkan flek hitam karena usia dan melembutkan kulit kasar.
3.Meratakan & Mencerahkan Kulit
Seperti yang pernah disinggung, retinol punya khasiat unik merangsang pembaharuan sel kulit sebagai exfoliating agent.
Hasilnya nanti kulit yang kusam dan kering akan berubah lebih fresh, warna kulit lebih merata, dan beberapa tingkat lebih cerah. Teksturnya juga semakin elastis karena kadar kolagen dan elastinnya meningkat.
Cara Pakai Retinol untuk Jerawat
Demi mendapatkan hasil sesuai keinginan, pengaplikasian retinol harus dilakukan dengan benar.
Ini dia step by step pakai retinol untuk pemula.
1. Gunakan Produk dengan Kadar Retinol Terkecil
Kalau ini merupakan pengalaman pertamamu, sebaiknya pilih produk retinol untuk kulit berjerawat dan berminyak yang konsentrasinya 0,01% sehingga kulit dapat menyesuaikan diri dulu.
Jika setelah 14 hari pengaplikasian tidak terjadi ketidaknyamanan, kamu bisa meningkatkan kadarnya bertahap, yaitu 0,25%.
Amati kembali selama 14 hari dan kalau kulit tetap baik-baik saja, artinya kulit sudah beradaptasi. Kamu bisa meningkatkannya lagi dengan produk yang mengandung konsentrasi retinol 0.5%.
Tanyakan kepada dokter kulit langganan pilihan produk retinol untuk jerawat sesuai kebutuhan dan kondisi kulitmu.
2. Cermati Intensitas Pengaplikasian
Retinol tidak boleh dipakai setiap hari, melainkan tiga hari sekali bagi pemula. Setelah dua minggu dan kulit mulai beradaptasi kamu bisa menggunakannya setiap dua hari sekali.
3. Pakai Hanya Malam Hari
Karena punya efek eksfoliasi, kulit bakal lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari. Demi menghindari resiko sunburn, aplikasikan retinol hanya menjelang tidur di malam hari.
Sementara pagi dan siang hari, jangan sampai skip tabir surya dengan SPF paling sedikit 30. Selanjutnya, kenakan topi dan payung, dan pelindung wajah lainnya saat beraktivitas di luar ruangan.
4. Aplikasikan Retinol Hanya di Kulit yang Bersih
Pastikan membersihkan wajah terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan retinol. Selanjutnya tunggu setengah jam sampai benar-benar kering. Pasalnya kulit basah atau lembap lebih rentan iritasi jika terkena retinol.
5. Aplikasikan Tipis Saja
Ambil produk sekitar sebesar biji kacang dan aplikasikan tipis-tipis saja ke seluruh wajah. Hindari area sudut hidung, mata, dan mulut. Tunggu retinol terserap lalu lanjutkan dengan moisturizer untuk mencegah kulit kering.
Efek Samping Retinol
Penting untuk dicatat bahwa retinol dapat mengikis epidermis, sehingga kulit jadi lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari. Karena itu retinol lebih beresiko untuk mereka yang tipe kulitnya sensitif atau rentan alergi.
Berikut beberapa efek samping retinol pada kulit yang umumnya hanya sementara, yaitu:
- Kering
- Teriritasi
- Gatal-gatal
- Terbakar/sunburn
- Kemerahan
- Mengelupas
- Bersisik
Untuk menghindari bahaya retinol tersebut, pastikan kamu mengikuti langkah-langkah pengaplikasian seperti yang sudah dibahas di atas.
Untuk yang mengalami efek samping ringan sebagai proses adaptasi, biasanya gejala tidak nyaman akan lenyap, seiring kulitmu mulai menyesuaikan diri dengan bahan tersebut.
Waspada! Penggunaan retinol untuk jerawat bagi ibu hamil tidak disarankan. Pasalnya, tercatat kasus bayi lahir dengan kondisi bawaan karena ibu menggunakan retinoid topikal di masa kehamilannya.[3]
Kamu juga perlu mengetahui jika efek retinol hanya bertahan selama produk masih terus digunakan secara konsisten. Jadi konsultasikan dengan ahli dermatologi untuk mendapatkan saran pengaplikasian terbaik sesuai kondisi kulit.